Trend Digital Marketing Tahun 2019 di Indonesia
Saya telah membaca dan melihat dari beberapa referensi untuk menjadi landasan, selain itu juga yang terpenting adalah melihat kondisi fakta di lapangan. Bisa dibilang trend di Indonesia tidak sepenuhnya sama dengan kondisi trend di luar negeri.
Dalam melihat trend masa depan seperti ini biasanya orang akan menggunakan 3 hal yaitu: asumsi, prediksi, dan data sesuai hasil pengamatan maupun survey.
# SEO, Paid Ads, Facebook Ads, Content Marketing, Email Marketing
Akan masih tetap sama digunakan dan eksis menjadi tools Digital Marketing di tahun 2019
-Neil Patel-
———-
1. Video Content, perkembangan content berupa video sangat pesat di tahun 2019. Ada platform Youtube, video unggahan di Facebook, Instagram dan terkahir yang paling baru di 2018 lalu adalah IgTv.
Konsumsi pengguna internet untuk content video diprediksi akan terus meningkat di tahun 2019. Apalagi dengan kecenderungan masyarakat untuk memasang untuk mendapatkan akses internet semakin cepat dan murah.
Tidak lagi seperti dulu orang melihat video masih sayang dengan kuota yang terbatas.
2. Youtube Channel, ini ditandai para digital marketer senior internasional maupun di Indonesia di tahun 2018 lebih aktif dan rutin menguploud content-content di youtube channel mereka.
Ini menjadi indikasi bahwa trend digital marketing di tahun 2019 memang sudah perlu memaksimalkan channel Youtube sebagai media yang bagus untuk menyampaikan informasi, edukasi, atau media pemasaran iklan yang lengkap secara visual dan audio.
3. Vlogger Influencer, kita bisa melihat jumlah vlogger youtuber di Indonesia semakin terus meningkat, banyak yang mulai menguploud video mulai dari yang hanya amatiran dengan kamera smartphone, hingga yang profesional dari pengambilan video dan editing yang bagus.
Dengan semakin banyak vlogger yang bermunculan, berarti semakin banyak pilihan untuk menggunakan jasa mereka sebagai influencer sebuah produk atau perusahaan.
Menariknya lagi ada berbagai spesifikasi jenis konten video dari masing-masing vlogger bisa dianalisa segmen market mereka seperti apa.
4. Podcast trendnya semakin naik, yaitu content audio. Data menunjukkan tahun 2018 pengguna podcast naik mencapai 40% dan diprediksi menjadi trend digital marketing baru di tahun 2019.
Podcast mirip dengan radio manun dari akses aplikasi dan internet, dimana bisa dipilih dan didengarkan kapan saja, dengan cukup mendengarkan tanpa harus melihat ataupun membaca.
Kondisi masyarakat yang suka membawa earphone untuk mendengarkan musik saat di kantor, di perjalanan saat menyetir atau di kendaraan mereka , sedangkan podcast adalah content yang bisa di dengarkan.
5. Facebook masih kuat untuk jenis konten yang sharable, yaitu konten-konten yang bisa dibagikan dan menjadi viral. Sepertinya sosial media yang masih kuat dalam hal sharing adalah Facebook
Karena memang fitur share dan komentar di Facebook belum bisa ditandingi kedua sosial media lain seperti Twitter dan Instagram.
Jadi prediksi saya konten iklan Facebook Ads kedepannya yang perlu digaris bawahi adalah dua tipe: shareble & commentar, yaitu berpotensi untuk di share dan dikomentari.
6. Facebook semakin ditinggalkan oleh generasi milenial dan generasi Z, ini saya melihat fakta bahwa generasi milenial punya akun facebook namun semakin lama semakin tidak aktif. Ini sudah banyak diberitakan oleh media mainstream selama tahun 2018 lalu.
Masih cukup disukai kalangan yang berusia diatas 35 tahun, namun sebaliknya ditinggalkan oleh kalangan usia di bawah 35 tahun kebawah yang mereka lebih memilih menggunakan Instagram.
Fakta dari para digital marketer kini jika dibandingkan kedua akun Facebook dan Instagram maka jumlah engagement akan lebih tinggi di Instagram.
Bisa coba dicek dibandingkan dari akun Facebook dan Instagram startup paling populer saat ini, itu salah satu indikasi.
7. Instagram digunakan tokoh dan public Figure, sedangkan Facebook jarang digunakan oleh tokoh dan public figure artis terutama di Indonesia.
Bahkan sering sekali terang-terangan beberapa artis mengatakan tidak mempunyai akun Facebook, ini menjadi isyarat bahwa Facebook akan kurang diminati para pengguna yang cenderung suka dengan public figure.
8. Instagram Influencer tersegmentasi, tahun 2019 ini trend influencer tidak hanya kepada kalangan artis, makin lama makin banyak talent management yang membangun personalisasi di Instagram akun yang bisa dimanfaatkan untuk bisnis seperti endorse.
Para influencer ini mempunyai followers dengan segmen demografi khusus yang bisa dipilih untuk meningkatkan brand awareness dengan biaya yang lebih terjangkau.
9. Instagram stories semakin disukai karena berbeda dengan model status facebook, atau post feed di instagram. Dengan fitur instagram stories sesorang merasa lebih aman untuk mengeksplore status atau kegiatan mereka sehari-hari tanpa mengganggu halaman beranda atau feed sosial media.
Selain itu stories sangat cocok dengan trend masyarakat yang cenderung suka kepo teman atau orang yang disukainya.
Fitus iklan di IG stories sepertinya akan dipelajari dan dimaksimalkan lagi oleh para digital marketer di tahun 2019 ini. Google duo akhir tahun lalu mungkin bisa menjadi salah satu acuan bagaimana menggunakan fitur iklan Ig stories.
10. Whatsapp Status yang baru saja dirilis pada bulan Oktober 2018 ini pasti akan sangat membantu para pebisnis online. Whatsapp status akan menjadi trend digital marketing yang tergolong baru.
Mirip Instagram stories namun durasinya lebih lama dan lebih privasi kepada ruang lingkup orang-orang yang menyimpan kontak whatsapp saja.
Biasanya whatsapp berisi kontak orang-orang yang sudah saling menyimpan nomor wa, sehingga status bisa dimanfaatkan untuk marketing ke orang-orang yang sudah kenal atau susah tahu karena menyimpan nomor kontak.
11. Whatsapp bisnis sangat membantu bagi para pebisnis yang sering menggunakan whatsapp untuk berkomunikasi dan negosiasi dengan klien.
Fitur whatsapp bisnis lebih lengkap yang memang dibuat untuk akun bisnis yang berisi nama, foto, deskripsi, jam kerja, maps alamat, hingga url website.
Fitur ini menjadi trend baru yang sangat membantu para pebisnis kecil menengah yang biasanya sering berkomunikasi dengan customer dengan nomor whatsapp.
12. Local SEO akan semakin eksis di tahun 2019 ini. Sebenarnya Google bot dari dulu sudah bisa mendeteksi lokasi website lebih dominan ada di area mana dengan pendeteksi kata kunci yang ada didalamnya.
Namun kedepannya dengan website yang tersinkron dengan Google My Business maka akan berpotensi menggunakan Local SEO. Tentu harapannya lebih menguntungkan karena hanya menjangkau orang-orang yang ada lokasinya.
Ada beberapa kategori penilaian Local SEO:
Berdasar demografi lokasi, artinya jika lokasi bisnis ada di Jakarta, maka akan lebih mudah muncul di halaman pertama saat pencarian dilakukan di area Jakarta, dan belum tentu bisa muncul ketika dicari dari Surabaya, misalnya.
Berdasarkan bahasa, dengan meta language Google akan mengutamakan pencarian yang muncul di halaman pertama sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh pencari.
Contoh ketika saya mencari “digital Marketing” di halaman Google maka yang muncul rata-rata sudah web Indonesia padahal Digital Marketing adalah bahasa Inggris yang umum digunakan.
Ada pembahasan lebih dalam tentang Local SEO untuk optimasi website
13. Strategi funneling, trend digital marketing di 2019 ini yang kemungkinan akan menjadi perhatian yang seru. Terutama untuk membuat website dan channel digital yang sesuai dengan prinsip funneling.
14. CRM (Customer Relationship Management) semakin penting keberadaannya. Saya berasumsi bahwa justru AI (artificial intelegent) terutama untuk berkomunikasi dengan customer kurang tepat digunakan.
Mahalnya kegiatan digital marketing dengan tujuan mendapatkan leads/prospek akan sangat disayangkan jika customer yang masuk menjadi kurang maksimal karena kinerja CRM yang kurang, apalagi menggunakan bot.
Teknik komunikasi marketing sangat menggunakan “psikologi” dan perasaan yang seperti tidak mungkin dilakukan oleh bot atau AI.
15. Buyer persona wajib diperdalam oleh semua kalangan digital marketer apalagi untuk sosial media management.
Pengertian buyer persona secara sederhana adalah memahami karakter market atau buyer sesuai dengan produk yang ditawarkan. Tujuannya agar buyer menjadi cocok dan suka
Contoh: website menjual produk outdoor
Website yang mengikuti buyer persona akan menampilkan warna dominan coklat, natural, bebatuan, hijau hutan dsb tidak akan memberikan warna kuning atau orange yang tidak berhubungan dengan alam.
Siap untuk menghadapi trend digital marketing di tahun 2019 ini dengan baik?