Musim panas tahun 2019 ini, Eropa akan “berpesta” demokrasi. Minggu ini, negara-negara yang tergabung dalam European Union (EU) akan menyelenggarakan Pemilu Parlemen yang diadakan pada tanggal 23-26 Mei. Sebelumnya, pada tanggal 28 April Spanyol sudah lebih dulu menyelenggarakan Pemilihan Presiden.
Ini adalah momen penting yang akan menentukan masa depan politik benua Eropa. Namun begitu, sebagaimana momen politik yang sudah terjadi di berbagai negara, selalu ada kekhawatiran tentang isu keamanan cyber seperti penyebaran berita palsu secara massal, atau bahkan peretasan situs pemerintah yang berpotensi merusak hasil perhitungan suara.
Dampak Keamanan Cyber Pada Pemilu Sebelumnya
Selama kampanye menjelang referendum negara Inggris terhadap keanggotaan Uni Eropa pada tahun 2016, berita palsu tersebar secara luas melalui berbagai jejaring sosial, untuk mempengaruhi keputusan calon pemilih. Pada tahun ini juga Amerika menyelenggarakan Pemilihan Presiden, dan terjadi serangan hacker yang membocorkan email dari Partai Demokrat, yang diduga dari pihak Rusia. Dan pada tahun 2017, dua hari sebelum putaran terakhir pemilihan presiden Prancis, lebih dari 20.000 email dari kampanye calon presiden Emmanuel Macron saat itu bocor. Sekali lagi, pelaku diduga dari pihak Rusia.
Apa yang Dikhawatirkan Dalam Pemilu Kali Ini?
Bukan rahasia lagi kalau kekhawatiran akan kejadian yang sudah-sudah akan terjadi pada pemilu tahun ini. Mantan Sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen, telah memperingatkan bahwa pihak Rusia kemungkinan akan melakukan upaya besar untuk mencampuri urusan Pemilu se-Eropa ini. Dan Mendagri Spanyol memperingatkan kemungkinan resiko yang tinggi akan serangan cyber. Kekhawatiran lain yang dimiliki pemerintah Spanyol adalah tentang penyebaran berita palsu yang akan mengubah opini calon pemilih.
Rencana Keamanan Cyber Pada Pemilu Spanyol
Pada tanggal 1 April, Mendagri Spanyol menginisiasikan Rencana Keamanan Cyber untuk Pemilu 28 April. Rencana ini memuat tentang kampanye antisipasi berita bohong dan kemungkinan serangan cyber pada situs-situs web partai politik dan terutama situs Pemerintah yang berkaitan dengan hasil perhitungan suara. Ini baru pertama kalinya rencana semacam ini dilakukan.
Untuk itu, sekitar 100 petugas polisi, bersama para pakar IT dari organisasi keamanan cyber, menjelajah internet dan jejaring sosial deep web. Rencana tersebut termasuk “langkah-langkah dan tindakan keamanan” untuk sebelum, selama dan setelah pemilihan. Ini termasuk langkah-langkah untuk melindungi infrastruktur penting dan tempat-tempat yang terkait dengan proses pemilihan dan penghitungan suara.
Empat hari sebelum pemilu Spanyol, pihak Facebook mengumumkan bahwa mereka telah menghapus tiga kelompok “far-right”(istilah untuk kelompok pembelot), yang menyebarkan konten sensitif dan berita palsu. Namun, Facebook menjelaskan bahwa kelompok itu dihapus karena perilaku yang bertentangan dengan kebijakan mereka, seperti penggunaan akun palsu dan pembuatan akun dengan nama yang sama. Bukan karena motif politik.
Upaya Dari EU
Usaha Pemerintah Spanyol untuk melindungi penyelenggaraan Pemilu dari sisi keamanan cyber turut mendorong persatuan negara Eropa (EU) untuk juga menyempurnakan perencanaan keamanan cyber mereka.
Pada September tahun lalu, EU menerbitkan serangkaian rekomendasi tentang jaringan kerja sama, transparansi online, perlindungan terhadap serangan cyber, dan perang melawan penyebaran berita palsu yang terkait pemilu se-Eropa.
Salah satu rekomendasinya adalah negara-negara anggota membentuk jaringan nasional untuk memantau dan menegakkan aturan yang terkait dengan aktivitas online yang relevan dengan konteks Pemilihan Umum. Ia juga merekomendasikan adopsi langkah-langkah teknis untuk memastikan ketersediaan, keaslian, kerahasiaan, dan integritas dari setiap layanan pemilihan umum yang menggunakan sistem IT. Ini termasuk melindungi jaringan dan sistem yang digunakan untuk mendaftarkan pemilih dan kandidat, untuk mengumpulkan, memproses dan menghitung suara, dan untuk mengkomunikasikan hasilnya kepada publik.
KTT Panda Security 2019
Beberapa bulan ke depan jelas akan menjadi kunci bagi masa depan Uni Eropa, dan akan menghadirkan berbagai tantangan serius di bidang keamanan cyber. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang kebijakan cyber Komisi Uni Eropa, jangan lewatkan informasi penyelenggaraan KTT Panda Security 2019. Di acara tersebut, Rafael Tesoro Carretero, Program Officer – Kebijakan Uni Eropa, akan berbagi visinya tentang kerangka sosial-politik yang ditetapkan dalam Strategi Keamanan Nasional, serta kebutuhan yang muncul ketika menerapkannya pada lingkungan bisnis Eropa.